YEARS

Wednesday, March 5, 2014

17th Journey: 5 Wali Songo di Surabaya,Indonesia -Sunan Darjat, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Ampel, Sunan Maulana Malik Ibrahim

Makam Sunan Darjat, Surabaya
Sunan Drajat dilahirkan pada tahun 1470.
Nama asal adalah Raden Qasim kemudian mendapat gelaran Raden Syarifudin.
Beliau putra Sunan Ampel dan bersaudara dengan Sunan Bonang

Ketika dewasa, Sunan Drajat mendirikan pesantren Dalem Duwur di desa Drajat, Paciran, Lamongan.
--------------------------------------
Saya bersama keluarga mertua di Lamongan Surabaya. Daripada rumah Mak ke Makam Sunan Darjat boleh berjalan kaki dalam 15 minit.

Kali pertama menjejakkan kaki ke dalam kawasan makam. Suasana Damai dan tenang dan jarang  berlaku daripada kebiasaannya penuh dengan rombongan manusia yang datang dari pelusuk Pulau Jawa.

Makam Sunan Bonang, Surabaya



Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Jepara. 

Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan  makamnya berada di kota Gresik
Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil. Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr. Sunan Bonang juga menggubah tembang Tombo Ati yang kini masih sering dinyanyikan orang. 
--------------------------------------
Saya di Kawasan makam yang paling terjaga dan bersih.
Agak menghairankan tiada pengemis atau kanak-kanak diluar Makam untuk diberikan sedekah.

Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, - Surabaya

Maulana Malik Ibrahim, dikenali sebagai Syekh Maghribi atau juga Sunan Gresik. Meskipun beliau bukan asli orang Jawa, namun beliau berjasa kepada masyarakat kerana beliau yang mula menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Sehinggakan berkat usahanya penduduk pulau Jawa yang kebanyakannya masih beragama Hindu dan Buddha di ketika itu akhirnya memeluk agama Islam termasuk orang Hindu dari kasta Wisya dan Sudra.   Yang lainnya dari kasta Brahman dan Satria tidak menerima ajaran Islam dan lari ke Pulau Bali  dan menetap di sana. Mereka sekarang dikenali dengan ajaran agama Hindu Bali.

Maulana Malik Ibrahim mulai menyebarkan agama Islam di tanah Jawa di bahagian Timur. Beliau mendekati masyarakat dengan cara berbudi bahasa dan beramah tamah serta berakhlak tinggi. Maulana Malik Ibrahim tidak menentang secara tajam kepada  kepercayaan hidup asal penduduk termasuk adat istiadat serta kehidupan seharian mereka, beliau hanya memperlihatkan keindahan dan ketinggian ajaran serta didikan yang dibawa Islam.

Beliau menerima pelawaan dari raja negeri Chempa (Kamboja). Salah seorang raja Majapahit terakhir Brawijaya  (Angka Wijaya) putri raja Chempa yang muslimah.  Beliau berangkat dari Chempa bersama Dayang, Ustaz dan ibu dari Raden Patah Sultan Demak.  Iaitu putra raja Majapahit yang kemudian memberontak melawan ayahnya yang beragama hindu.  Majapahit yang sudah tak disukai rakyat Jawa telah lari mendirikan kerajaan Belambangan.  Tidak lama kemudian Belambangan diserang dan Majapahit terus lari ke Pulau Bali mendapat perlindungan.   Raja Udayana adalah menantu Brawijaya.  Bali tidak diserang karena ada saudara perempuan dan ayahnya Sultan Demak. 

Maulana Maghribi itu adalah keturunan dari Zainal 'Abidin bin Husein bin 'Ali r.a
Terdapat sumber mrngatakan beliau daripada Persia. Dikatakan Maulana Malik Ibrahim beripar dengan raja di negeri Chermain
Mengenai filsafat ketuhanannya, beliau mengatakan:  Apakah yang dinamakan Allah itu?
Ujarnya : "Yang dinamakan Allah ialah sesungguhnya yang diperlukan ada-Nya.".

Makam Maulana Malik Ibrahim terletak di kampung Gapura di Gresik.
Makam Sunan Giri
 
Sunan Giri lahir di Blambangan, pada tahun 1442. 

Ayahnya bernama Maulana Ishak, saudara kandung dari Maulana Malik Ibrahim. 

Sunan Giri memiliki beberapa nama: Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden Ainul Yaqin dan Jaka Samudra.

 Ketika kecil, Sunan Giri berguru pada Sunan Ampel, dan berkenalan dengan Sunan Bonang, yang kemudian bersama belajar ke tanah Arab. Setelah kembali ke Jawa, dia mendirikan pondok pesantren di daerah perbukitan desa Sidomukti, Gresik. 
Nama giri berasal dari bahasa Jawa, yang berarti gunung.

------------------
Di kotak putih, pernah suatu ketika Presiden Sukarno melawat makam ini dan meletakkan sepatunya selepas Indonesia mendapat kemerdekaan pada 1945.

Hati paling dekat berbicara di Makam Sunan Giri. Salah seorang walisongo 9 di kawasan berdekatan Surabaya, Indonesia
Di sekitar Makam Giri


Dihadapan Sunan Ampel, - Surabaya

Sunan Ampel pada masa kecilnya bernama Raden Rahma dilahirkan pada tahun 1401 di Champa.

Orangtua Sunan Ampel adalah Ibrahim Asmarakandi yang berasal dari Champa dan menjadi raja di sana.

Sunan Ampel datang ke pulau Jawa pada tahun 1443, untuk menemui bibinya, Dwarawati. Dwarawati adalah seorang putri Champa yang menikah dengan raja Majapahit yang bernama Prabu Kertawijaya.
Sunan Ampel menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri seorang adipati di Tuban yang bernama Arya Teja. Mereka dikaruniai 4 orang anak, iaitu: Putri Nyai Ageng Maloka, Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan seorang putri yang kemudian menjadi istri Sunan Kalijaga.

Pada tahun 1479, Sunan Ampel mendirikan Mesjid Agung Demak. Beliau  wafat pada tahun 1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Mesjid Ampel, Surabaya.
 


-------------------------
Makam yang satu-satunya tidak berbumbung.
Masjid disekitarnya dipenuhi manusia yang menziarah. Di sekitar terdapat gerai-gerai menjual cenderahati.

Perjalanan:
Menziarahi 5 daripada Makam Walisongo di sekitar kawasan Surabaya.
1. Makam Sunan Darjat. -
di kawasan Lamongan, Surabaya
( Berdekatan rumah mak Mertua. Penjaga kunci masih jiran tetangga) 
 2. Makam Sunan Bonang. - di kawasan Tuban, Surabaya
3. Makam Sunan Giri - di Gresik, Surabaya
4. Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim - di Gresik, Surabaya
5. Makam Sunan Ampel - di kawasan kota, Surabaya

 - Perjalanan menaiki Van dalam masa 10 jam untuk 5 kawasan Wali Sunan yang berdekatan kawasan Surabaya.

1 comment: