Makam Sunan Darjat, Surabaya
Sunan Drajat dilahirkan pada tahun 1470.
Nama asal
adalah Raden Qasim kemudian mendapat gelaran Raden Syarifudin.
Beliau putra Sunan Ampel dan bersaudara dengan Sunan Bonang
Ketika dewasa, Sunan Drajat mendirikan pesantren Dalem Duwur di desa Drajat, Paciran, Lamongan.
--------------------------------------
Saya bersama keluarga mertua di Lamongan Surabaya. Daripada rumah Mak ke Makam Sunan Darjat boleh berjalan kaki dalam 15 minit.
Kali pertama menjejakkan kaki ke dalam kawasan makam. Suasana Damai dan
tenang dan jarang berlaku daripada kebiasaannya penuh dengan rombongan
manusia yang datang dari pelusuk Pulau Jawa.
Makam Sunan Bonang, Surabaya
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465,
dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel
dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Jepara.
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan makamnya berada di kota Gresik
Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk suluk atau tembang
tamsil. Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya
Abu Sa'id Al Khayr. Sunan Bonang juga menggubah tembang Tombo Ati yang
kini masih sering dinyanyikan orang.
--------------------------------------
Saya di Kawasan makam yang paling terjaga dan bersih.
Agak menghairankan tiada pengemis atau kanak-kanak diluar Makam untuk diberikan sedekah.
Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, - Surabaya
Maulana Malik Ibrahim, dikenali sebagai Syekh Maghribi atau juga Sunan Gresik.
Meskipun beliau bukan asli orang Jawa, namun beliau berjasa kepada
masyarakat kerana beliau yang mula menyebarkan agama Islam di
tanah Jawa. Sehinggakan berkat usahanya penduduk pulau Jawa yang
kebanyakannya masih beragama Hindu dan Buddha di ketika itu akhirnya memeluk agama Islam termasuk orang Hindu
dari kasta Wisya dan Sudra. Yang lainnya dari kasta Brahman dan Satria tidak menerima ajaran Islam dan lari ke Pulau Bali dan menetap di sana. Mereka sekarang dikenali dengan ajaran agama Hindu Bali.
Maulana
Malik Ibrahim mulai menyebarkan agama Islam di tanah Jawa di bahagian Timur. Beliau mendekati masyarakat dengan cara berbudi bahasa dan beramah
tamah serta berakhlak tinggi. Maulana Malik Ibrahim tidak
menentang secara tajam kepada kepercayaan hidup asal penduduk termasuk adat
istiadat serta kehidupan seharian mereka, beliau
hanya memperlihatkan keindahan dan ketinggian ajaran serta didikan
yang dibawa Islam.
Beliau menerima pelawaan dari raja negeri Chempa (Kamboja). Salah seorang raja Majapahit terakhir Brawijaya (Angka Wijaya) putri raja Chempa yang muslimah. Beliau berangkat dari Chempa
bersama Dayang, Ustaz dan ibu dari Raden Patah Sultan Demak. Iaitu putra raja Majapahit yang kemudian memberontak melawan ayahnya yang beragama hindu. Majapahit
yang sudah tak disukai rakyat Jawa telah lari mendirikan
kerajaan Belambangan. Tidak lama kemudian Belambangan diserang dan Majapahit terus lari ke Pulau Bali mendapat perlindungan. Raja Udayana adalah menantu Brawijaya. Bali
tidak diserang karena ada saudara perempuan dan ayahnya Sultan Demak.
Maulana Maghribi itu adalah keturunan dari
Zainal 'Abidin bin Husein bin 'Ali r.a
Terdapat sumber mrngatakan beliau daripada Persia. Dikatakan Maulana Malik Ibrahim beripar dengan raja di
negeri Chermain
Mengenai
filsafat ketuhanannya, beliau
mengatakan: Apakah yang dinamakan Allah itu?
Ujarnya : "Yang dinamakan
Allah ialah sesungguhnya yang diperlukan ada-Nya.".
Makam
Maulana Malik Ibrahim terletak di kampung Gapura di Gresik.
Makam Sunan Giri
Sunan Giri lahir di Blambangan, pada tahun 1442.
Ayahnya bernama Maulana Ishak, saudara kandung dari Maulana Malik Ibrahim.
Sunan Giri memiliki beberapa nama: Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden Ainul Yaqin dan Jaka Samudra.
Ketika kecil, Sunan Giri berguru pada Sunan Ampel, dan berkenalan dengan
Sunan Bonang, yang kemudian bersama belajar ke tanah Arab.
Setelah kembali ke Jawa, dia mendirikan pondok pesantren di daerah
perbukitan desa Sidomukti, Gresik.
Nama giri berasal dari bahasa Jawa,
yang berarti gunung.
------------------
Di
kotak putih, pernah suatu ketika Presiden Sukarno melawat makam ini dan
meletakkan sepatunya selepas Indonesia mendapat kemerdekaan pada 1945.
Hati paling dekat berbicara di Makam Sunan Giri. Salah seorang walisongo 9 di kawasan berdekatan Surabaya, Indonesia
Di sekitar Makam Giri
Dihadapan Sunan Ampel, - Surabaya
Sunan Ampel pada masa kecilnya bernama Raden Rahma dilahirkan pada tahun 1401 di Champa.
Orangtua Sunan
Ampel adalah Ibrahim Asmarakandi yang berasal dari Champa dan menjadi raja di sana.
Sunan
Ampel datang ke pulau Jawa pada tahun 1443, untuk menemui bibinya,
Dwarawati. Dwarawati adalah seorang putri Champa yang menikah dengan
raja Majapahit yang bernama Prabu Kertawijaya.
Sunan Ampel menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri seorang adipati di Tuban yang bernama Arya Teja. Mereka dikaruniai 4 orang anak, iaitu: Putri Nyai Ageng Maloka, Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan seorang putri yang kemudian menjadi istri Sunan Kalijaga.
Pada tahun 1479, Sunan Ampel mendirikan Mesjid Agung Demak. Beliau wafat pada tahun 1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Mesjid Ampel, Surabaya.
-------------------------
Makam yang satu-satunya tidak berbumbung.
Masjid disekitarnya dipenuhi manusia yang menziarah. Di sekitar terdapat gerai-gerai menjual cenderahati.
Perjalanan:
Menziarahi 5 daripada Makam Walisongo di sekitar kawasan Surabaya.
1. Makam Sunan Darjat. -di kawasan Lamongan, Surabaya
( Berdekatan rumah mak Mertua.
Penjaga kunci masih jiran tetangga)
2. Makam Sunan Bonang. - di kawasan Tuban, Surabaya
3. Makam Sunan Giri - di Gresik, Surabaya
4. Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim - di Gresik, Surabaya
5. Makam Sunan Ampel - di kawasan kota, Surabaya
- Perjalanan menaiki Van dalam masa 10 jam untuk 5 kawasan Wali Sunan yang berdekatan kawasan Surabaya.