YEARS

Wednesday, March 5, 2014

GURU SEJATI - Ilmu Spiritual Jawa - (Memahami)

Surah 86:  Surah Al-Tariq (17 Ayat) - Ayat ke-4
GURU SEJATI


Ilmu Jawa melihat ROH manusia memiliki PEMBIMBING yang disebut sebagai GURU SEJATI

Guru Sejati berdiri sendiri menjadi pendamping dan membimbing Roh. Sukma di siram "air suci" oleh Guru Sejati sehingga Sukma menjadi Sukma Sejati

Guru Sejati memiliki fungsi sebagai sumber " Pelita' Kehidupn.

Guru Sejati layak dipercayai sebagai GURU kerana ia bersifat teguh dan memiliki hakekat 'Sifat-sifat Tuhan' (Frekuensi Kebaikan) yang abadi tetap tidak berubah.

Guru Sejati adalah 'data Pancaran (Projector) dari rasa yang merupakan rasa yang sumbernya adalah kehendak Tuhan.  Terminologi Jawa menyebutnya sebagai RASA SEJATI. Tidak diragukan apabila peranan Guru Sejati akan 'mewarnai' energi hidup atau roh menjadi energi suci.  Roh Sejati telah mendapat 'Petunjuk' Tuhan dalam konteks ini adalah hakikat Rasa Sejati,  Maka peranan Roh tersebut tidak lain sebagai 'Utusan Tuhan'

Jiwa, nafs yang diperkuat dengan Sukma Sejati perlu didampingi Guru Sejati kerana ia dapat dikalahkan oleh Nafsu yang berasal daripada Jasad manusia.  Jiwa yang ditundukkan oleh nafsu hanya akan berubah karekternya menjadi jahat.

Ilmu seseorang dikatakan sudah mencapai puncaknya apabila sudah bertemu Guru Sejati. wujudnya mirip dengan diri kita sendiri Melihat diri sendiri menjelma menjadi DUA seperti melihat cermin.
Bagi yang dapat merasa Sukma, maka akan melihat kembarannya yang mirip sukma atau badan halusnya sendiri.  Wujud kembaran itulah entitas Guru Sejati kerana Guru Sejati memiliki sifat hakekat Tuhan, maka segala nasehatnya akat tepat dan benar adanya.  Tidak akan menyesatkan.

Jika masih belum bertemu Guru Sejati,  ianya akan mengirim getaran melalui Hati Nurani.  Suara Hati Nurani anda sendiri akan memperoleh petunjuk penting bagi permasalahan yang dihadapi.  Sekiranya kurang mengasah ketajaman batin maka sulit untuk membedakan apakah yang dirasakan merupakan kehendaak hati Nurani atau kemauan hati atau hawa nafsu.  Orang yang dapat bertemu langsung dengan Guru Sejatinya sendiri, hanyalah orang-orang terpilih.


 PENCAPAIAN SPIRITUALITAS TINGGI


Keberhasilan mengolah Guru Sejati dicapai apabila kita sudah benar-benar 'lepas' dari tubuh.  Jiwa yang telah merdeka dari penjajahan Jasad.  Ini bukan bererti kita meninggalkan segala kegiatan dan kehidupan duniawi.  Sebaliknya, kehidupan duniawi menjadi modal atau bekal utama meraih kemuliaan baik di dunia maupun kelak setelah ajal tiba  Maka seluruh kegiatan dan kehidupan duniawi sudah tidak dicemari oleh hawa nafsu.  Hendaklah memposisikan diri bukan sebagai seteruNya tetapi sekutuNya.

Orang yang memiliki kesedaran Spiritual , hakekat kehendaknya merupakan kehendak Tuhan,  Apa yang dikatakan menjadi terwujud,  Setiap doa akan terkabul.  Ucapannya diumpama 'ludah api' yang diucapkan pasti terwujud.  Kalimatnya menjadi 'Sabda Pendita Ratu', selalu menjadi kenyataan,

Mata (batin) kita akan melihat apa-apa yang menjadi rahsia alam semesta, sekalipun tertutup oleh pandangan visual manusia maupun teknologi.

Tanda-tanda pencapaian itu antara lain, kadang seseorang diizinkan Tuhan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang, melalui vision, mimpi, maupun getaran hati nurani. Semua itu dapat merupakan petunjuk Tuhan


Bahasa Jawa / Arab

Pemomong   =   Pembimbing
Pancer   =   Guru Sejati
Sukma  =  Roh
Kang langgeng tan owah gingsir   =   yang abadi konsisten tidak berubah-rubah
Sir   =   Rasa
Ruhul Kudus   =  Roh Suci 
Nafs  = hawa / Jiwa
Ruh Al Quds    =   Sukma Sejati
An Nafs al-muthmainah   =   Penasihat Spiritual
Raga / basyor   =   Jasad / Organ
Kareping rahsa   =   Kehendak hati nurani
rahsaning karep   =   Hawa nafsu
idu geni    =    lidah api

17th Journey: 5 Wali Songo di Surabaya,Indonesia -Sunan Darjat, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Ampel, Sunan Maulana Malik Ibrahim

Makam Sunan Darjat, Surabaya
Sunan Drajat dilahirkan pada tahun 1470.
Nama asal adalah Raden Qasim kemudian mendapat gelaran Raden Syarifudin.
Beliau putra Sunan Ampel dan bersaudara dengan Sunan Bonang

Ketika dewasa, Sunan Drajat mendirikan pesantren Dalem Duwur di desa Drajat, Paciran, Lamongan.
--------------------------------------
Saya bersama keluarga mertua di Lamongan Surabaya. Daripada rumah Mak ke Makam Sunan Darjat boleh berjalan kaki dalam 15 minit.

Kali pertama menjejakkan kaki ke dalam kawasan makam. Suasana Damai dan tenang dan jarang  berlaku daripada kebiasaannya penuh dengan rombongan manusia yang datang dari pelusuk Pulau Jawa.

Makam Sunan Bonang, Surabaya



Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Jepara. 

Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan  makamnya berada di kota Gresik
Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil. Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr. Sunan Bonang juga menggubah tembang Tombo Ati yang kini masih sering dinyanyikan orang. 
--------------------------------------
Saya di Kawasan makam yang paling terjaga dan bersih.
Agak menghairankan tiada pengemis atau kanak-kanak diluar Makam untuk diberikan sedekah.

Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, - Surabaya

Maulana Malik Ibrahim, dikenali sebagai Syekh Maghribi atau juga Sunan Gresik. Meskipun beliau bukan asli orang Jawa, namun beliau berjasa kepada masyarakat kerana beliau yang mula menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Sehinggakan berkat usahanya penduduk pulau Jawa yang kebanyakannya masih beragama Hindu dan Buddha di ketika itu akhirnya memeluk agama Islam termasuk orang Hindu dari kasta Wisya dan Sudra.   Yang lainnya dari kasta Brahman dan Satria tidak menerima ajaran Islam dan lari ke Pulau Bali  dan menetap di sana. Mereka sekarang dikenali dengan ajaran agama Hindu Bali.

Maulana Malik Ibrahim mulai menyebarkan agama Islam di tanah Jawa di bahagian Timur. Beliau mendekati masyarakat dengan cara berbudi bahasa dan beramah tamah serta berakhlak tinggi. Maulana Malik Ibrahim tidak menentang secara tajam kepada  kepercayaan hidup asal penduduk termasuk adat istiadat serta kehidupan seharian mereka, beliau hanya memperlihatkan keindahan dan ketinggian ajaran serta didikan yang dibawa Islam.

Beliau menerima pelawaan dari raja negeri Chempa (Kamboja). Salah seorang raja Majapahit terakhir Brawijaya  (Angka Wijaya) putri raja Chempa yang muslimah.  Beliau berangkat dari Chempa bersama Dayang, Ustaz dan ibu dari Raden Patah Sultan Demak.  Iaitu putra raja Majapahit yang kemudian memberontak melawan ayahnya yang beragama hindu.  Majapahit yang sudah tak disukai rakyat Jawa telah lari mendirikan kerajaan Belambangan.  Tidak lama kemudian Belambangan diserang dan Majapahit terus lari ke Pulau Bali mendapat perlindungan.   Raja Udayana adalah menantu Brawijaya.  Bali tidak diserang karena ada saudara perempuan dan ayahnya Sultan Demak. 

Maulana Maghribi itu adalah keturunan dari Zainal 'Abidin bin Husein bin 'Ali r.a
Terdapat sumber mrngatakan beliau daripada Persia. Dikatakan Maulana Malik Ibrahim beripar dengan raja di negeri Chermain
Mengenai filsafat ketuhanannya, beliau mengatakan:  Apakah yang dinamakan Allah itu?
Ujarnya : "Yang dinamakan Allah ialah sesungguhnya yang diperlukan ada-Nya.".

Makam Maulana Malik Ibrahim terletak di kampung Gapura di Gresik.
Makam Sunan Giri
 
Sunan Giri lahir di Blambangan, pada tahun 1442. 

Ayahnya bernama Maulana Ishak, saudara kandung dari Maulana Malik Ibrahim. 

Sunan Giri memiliki beberapa nama: Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden Ainul Yaqin dan Jaka Samudra.

 Ketika kecil, Sunan Giri berguru pada Sunan Ampel, dan berkenalan dengan Sunan Bonang, yang kemudian bersama belajar ke tanah Arab. Setelah kembali ke Jawa, dia mendirikan pondok pesantren di daerah perbukitan desa Sidomukti, Gresik. 
Nama giri berasal dari bahasa Jawa, yang berarti gunung.

------------------
Di kotak putih, pernah suatu ketika Presiden Sukarno melawat makam ini dan meletakkan sepatunya selepas Indonesia mendapat kemerdekaan pada 1945.

Hati paling dekat berbicara di Makam Sunan Giri. Salah seorang walisongo 9 di kawasan berdekatan Surabaya, Indonesia
Di sekitar Makam Giri


Dihadapan Sunan Ampel, - Surabaya

Sunan Ampel pada masa kecilnya bernama Raden Rahma dilahirkan pada tahun 1401 di Champa.

Orangtua Sunan Ampel adalah Ibrahim Asmarakandi yang berasal dari Champa dan menjadi raja di sana.

Sunan Ampel datang ke pulau Jawa pada tahun 1443, untuk menemui bibinya, Dwarawati. Dwarawati adalah seorang putri Champa yang menikah dengan raja Majapahit yang bernama Prabu Kertawijaya.
Sunan Ampel menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri seorang adipati di Tuban yang bernama Arya Teja. Mereka dikaruniai 4 orang anak, iaitu: Putri Nyai Ageng Maloka, Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan seorang putri yang kemudian menjadi istri Sunan Kalijaga.

Pada tahun 1479, Sunan Ampel mendirikan Mesjid Agung Demak. Beliau  wafat pada tahun 1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Mesjid Ampel, Surabaya.
 


-------------------------
Makam yang satu-satunya tidak berbumbung.
Masjid disekitarnya dipenuhi manusia yang menziarah. Di sekitar terdapat gerai-gerai menjual cenderahati.

Perjalanan:
Menziarahi 5 daripada Makam Walisongo di sekitar kawasan Surabaya.
1. Makam Sunan Darjat. -
di kawasan Lamongan, Surabaya
( Berdekatan rumah mak Mertua. Penjaga kunci masih jiran tetangga) 
 2. Makam Sunan Bonang. - di kawasan Tuban, Surabaya
3. Makam Sunan Giri - di Gresik, Surabaya
4. Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim - di Gresik, Surabaya
5. Makam Sunan Ampel - di kawasan kota, Surabaya

 - Perjalanan menaiki Van dalam masa 10 jam untuk 5 kawasan Wali Sunan yang berdekatan kawasan Surabaya.